Bisakah Kita Berpisah Saja? oleh Miu Kakiya (1)


もう別れてもいいですか
Judul : Bisakah kita berpisah saja?
Penulis : Miu Kakiya
Penerbit : Chuo Koron Shinsha
Tahun terbit : 2024
Jumlah halaman: 297
ISBN : 978-4-12-207567-2

Seperti tertulis di judul, buku ini bertema jeritan hati seorang wanita paruh baya yang ingin bercerai saja dengan suaminya. Sebuah buku yang sepertinya menunggu saya mengambil untuk membacanya.

Tidak seperti biasanya, saya menemukan buku ini bukan di rak perpustakaan. Tapi di sebuah rak display sebuah toko buku di Aeon Mall, Yamanashi Prefektur. Anda pasti pernah mendengarnya, ini adalah prefektur tempat Gunung Fuji berdiri, sebuah lokasi tujuan favorit di Jepang. 

Kami sekeluarga saat itu sedang travelling dan kebetulan hari itu adalah hari terakhir dari 6 hari road trip Nagano-Yamanashi mengisi liburan musim dingin. Hari terakhir yang mengharuskan kami menghabiskan isi kulkas. Kami jarang menginap di hotel, biasanya berkemah atau menyewa rumah penduduk setempat, jadi praktis hanya pindah dapur dan kasur saja, saya tetap bertugas belanja dan memasak seperti biasa. 

Nah, pagi hari saat sarapan yang rempong karena sambil mengemas barang-barang, juga mengosongkan isi kulkas dan membersihkan dapur, pecahlah pertengkaran suami istri hanya gara-gara Salada Tomat!

Ceritanya saya menyajikan semua tomat yang tersisa menjadi gunungan salada. Setelah menyajikannya saya sibuk mondar mandir, dan kembali ke meja makan mendapatkan salada tomat tersisa. Saya pikir karena terlalu banyak, suami dan anak-anak tidak sanggup menghabiskannya. Karena tinggal satu piring itu saja yang tersisa, saya malas membungkus, juga saya ingin mencuci piring kotornya (saya anti membawa barang kotor pulang ke rumah setelah liburan), saya memaksakan diri menghabiskannya.

Lalu apa yang terjadi? tiba-tiba suami saya yang saat itu sedang leyeh-leyeh menonton TV, kembali ke meja makan dan bertanya,

"Di mana salada tomat saya? kamu makan?"

Kalau Gunung Fuji meletus, mungkin tak akan sedahsyat gelora kemarahan saya pagi itu,

"Lho, bukankah kamu sudah selesai makan lalu menonton TV meninggalkan salad itu begitu saja? terpaksa saya makan dan saya cuci piringnya!"

Tentu saja kata-kata di atas telah melalui sensor besar-besaran! Saya mengomel panjang lebar, tak habis-habis bahkan setelah kami check-out dan mulai berkendara menuju Tokyo. Begitu pula ketika kami mampir di Aeon Mall, suami dan anak-anak saya ke sana ke mari berbelanja, saya yang selama perjalanan ngambek memilih menyepi ke toko buku. 

Saya benar-benar marah dan ingin bercerai saja rasanya!

Dan di rak buku bunko new release bertenggerlah buku ini, bisakah kita berpisah saja?

Dengan suasana hati seperti itu, tentu saja menemukan buku dengan judul seperti ini bagai mendapat petunjuk gaib! Bahkan saya merasa relate sekali dengan temanya meskipun hanya membaca secara acak beberapa halaman saja. Pun ketika suami saya menyusul ke toko buku, dengan sengaja saya menjembreng buku itu untuk mengintimidasinya. 

"Kalau baru di-release bunko-nya, pasti sudah ada di perpustakaan kan? Kamu gak usah beli buku itu"

"Haha! pasti kamu gak kepingin liat buku dengan judul seperti ini bertengger di rak buku di rumah, ya!!"

Tentu saja jawaban saya itu hanya dalam hati saja. Saya langsung mengambil hape, mencari buku itu di laman perpus pemda, dan langsung memesannya.

Baca juga tentang penerbitan buku jenis bunko:

klik untuk membaca

Kami pun melanjutkan perjalanan, dan sebelum masuk pintu tol terakhir menuju Tokyo, kami singgah di book-off  , toko yang menjual utamanya buku bekas dan barang-barang bekas lainnya seperti mainan, pernak-pernik hobi, alat olahraga, perangkat game dan lain-lainnya. Kalau anda jalan-jalan ke Jepang, pastikan menyinggahi book off di kota yang sedang anda kunjungi ya!

Di toko bekas pun saya masih berusaha mencari buku ini, karena tidak sabar ingin membacanya sampai selesai saat itu juga. Saya menuju rak buku bagian karya sang pengarang berada. Sayang sekali buku ini tergolong baru jadi tidak tersedia, tapi saya melihat karya-karya beliau yang lain, dan di dalamnya ada buku novel yang ulasannya pernah menjadi tulisan terpopuler di blog ini!

Baca juga ulasan novel tersebut:

klik untuk membaca

Ternyata saya tidak ingat bahwa penulis buku ini adalah penulis yang sama. Dan sekilas melihat deretan karyanya, ternyata tema-tema yang diambil memang pas dengan dunia sehari-hari ibu rumah tangga, atau wanita-wanita paruh baya dengan tetek bengek urusan rumah tangga.

Lantas, seperti apa jeritan hati perempuan paruh baya yang ingin bercerai itu?

Saya lanjut di post berikutnya ya, karena post ini sudah terlalu panjang didedikasikan untuk jeritan hati saya sendiri.

Comments

  1. Waaah mbaaa, berawal dari salad tomat, jd agak membesar emosinya yaaa 😅. Buku2 di jepang ini menarik yaaa, dari segi judul aja udh bikin tertarik baca. Tapi ga semua masuk ke toko buku sini dalam bentuk terjemahan.

    Kalau book off di sana, buku2nya kebanyakan bahasa jepang, atau ada bhs inggris? Ga pernah masuk toko buku kalo ke jepang, krn aku mikirnya dlm bhs jepang, yg mana aku mustahil baca 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Emosional yang kayak gini mulai sering, hormonal mungkin (ngeleeees ha3). Book Off kalo di lokasi turis biasanya banyak bahasa Inggris. Coba daerah Shinjuku, Kinshichou, Ginza dan lain-lain deh.

      Delete

Post a Comment

Tulisan Terpopuler

Flowers for Algernon by Daniel Keyes, Charlie si Jenius Dungu oleh Daniel Keyes

Antara Angelina Jolie dan Marie Kondo

Selesai sudah tugas membesarkan anak! 子育てはもう卒業します oleh Miu Kakiya