Posts

Showing posts from May, 2017

Hidup 100 Tahun di Era Internet of Things (1)

Image
Ternyata saya semakin nyaman membaca beberapa buah buku sekaligus. Memang jadi lambat (plus buku semakin keriting), tapi saya mendapat bonus karena sedikit banyak bisa menarik benang merah dari buku-buku tersebut. Setelah selesai membaca Debt the first 5000 years, saya membaca The Zero Marginal Cost Society; The Internet of Things, The Collaborative Commons, and The Eclipse of Capitalism dan The 100-year life; Living and Working in The Age of Longevity.   Di akhir Debt, buku yang mengulas sejarah hutang selama 5000 tahun peradaban manusia, penulis meramalkan era sejak Bretton Woods berakhir tahun 1970 ke depan adalah awal sebuah era yang masih belum jelas terprediksi. Penulis menyebutnya The beginning of something yet to be determined , suatu era setelah sistem Kapitalisme berakhir seperti ramalan Keynes, I see, therefore, the rentier aspect of capitalism as a transitional phase which will disappear when it has done its work. And with the disappearance of its rentier aspect much

Inilah Bedanya Ibu Sukses Membesarkan Anak Laki-laki! 男の子を伸ばす母親は、ここが違おう! Nobufumi Matsunaga (1)

Image
Sudah tau kalau tidak boleh membandingkan anak, baik dengan diri sendiri, saudara kandungnya, apalagi dengan anak orang lain. Tapi tetap saja, sedikit-sedikit saya mikir, "beda banget sama si Kakak!, apa karena anak laki2?". Akhirnya setelah membaca-baca curhatan di kuchikomi/ocehan netizen orang Jepang (biasanya saya pake chiebukuro, goo dan komachi yomiuri), dapet rekomendasi buku ini. Baca prolognya, menyebalkan! Katanya anak laki-laki itu keberhasilan dan kebahagiaannya kelak ditentukan oleh "kejantanan". Biarpin pinter, pendidikan dan penghasilan tinggi kalau tidak menyenangkan nanti jadi bujang lapuk, gak laku! Karena toh wanita juga pinter, berpendidikan dan berpenghasilan tinggi juga  :p . Mungkin karena yang baca ibu-ibu kali ya, jadi bete sendiri. Tapi setelah membaca beberapa lembar, eh gak bisa berhenti. Buku ini dibagi menjadi 3 bab; Mengajar, Mendidik dan Tumbuh Kembang. Baru sampai di bagian mengajar. Beberapa poin penting yang tertangkap harus

Inilah Bedanya Ibu Sukses Membesarkan Anak Laki-laki! 男の子を伸ばす母親は、ここが違う!Nobufumi Matsunaga (2 selesai)

Image
Ternyata setelah selesai membaca sampai halaman terakhir, kesan pertama penulis begitu menyebalkan tidak berubah. Persis seperti seorang perempuan yang sudah tau itu cowok sok ganteng, sok laku, sok percaya diri, nyebelin, amit-amit dll dsb, tapi hati klepek-klepek! Selesai merutuki si cowok terus merutuki diri sendiri kok bisa-bisanya dirinya ter"jerat" juga! Nah perasaan saya tentang buku ini persis begitu! Hal yang paling menyebalkan adalah keukeuh -nya penulis bahwa sumber kekuatan laki-laki adalah rasa ingin tahu dan kejantanan. Menumbuhkan kedua sumber kekuatan ini, melalui kebebasan bermain dan eksplorasi, bereksperimen dengan kegagalan, mengalami bermacam kondisi yang terjadi di luar dugaan, adalah hal yang terpenting. Penulis menekankan, para ibu yang juga seorang wanita, sudah kondratnya suka pada ketenangan,, keteraturan dan kesempurnaan akan cenderung "mengarahkan" bahkan "memaksa" anak laki-laki mereka untuk memenuhi harapan/gambaran idea

Anak-anak yang sulit bergaul, haruskah pergi ke sekolah?

Image
1. 友達ができにくい子どもたち Anak-anak yang sulit bergaul oleh Asayo Ishizaki. Sampulnya menggambarkan si Aa yang sejak bayi/toddler senangnya main sendiri. Pencinta plarail, perlintasan kereta dan lampu lalu lintas. Kondisi yang tidak berubah saat mulai masuk TK. Saat teman-temannya berlarian berkejaran, atau memanjat bukit kecil di sekolah, Aa memilih aktivitas sendiri di kelas. Saat terpaksa harus berpartisipasi dalam permainan kelas pun tidak terlihat menikmati, walaupun tidak menolak.

Tragedi Anak Penurut よい子の悲劇 oleh Fujiya Tomita

Image
Buku yang ditulis sesaat setelah tragedi pembunuhan anak perempuan kelas 6 SD di Kota Sasebo, Nagasaki pada tanggal 1 Juni 2004, oleh sahabatnya sendiri. Tragedi berdarah yang terjadi di sekolah, sesaat sebelum makan siang bersama (kyuushoku) dimulai ini menggegerkan Jep ang karena pelakunya adalah anak baik-baik, anak penurut yang tidak pernah membuat ulah. Para orangtua menjadi resah, karena ternyata anak-anak yang terlibat kekerasan bukan melulu anak yang bermasalah, tapi bisa dilakukan siapa saja, anak baik-baik sekalipun!