Tentang Saya
Siapa saya?
Saya adalah wanita Indonesia, seorang Ibu Rumah Tangga, dengan 3 orang anak. Suami saya adalah WN Jepang, seorang dosen fakultas ekonomi di sebuah universitas swasta. Saya bertemu suami saat mengambil S2 jurusan magister kebijakan publik di Tokyo. Perlukah memperkenalkan latar suami disini? Perlu, karena erat berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.
Buku-buku apa yang saya baca?
Saya membaca fiksi dan non fiksi, dalam bahasa Inggris dan Jepang. Mengapa? karena akses terhadap buku bahasa Indonesia lebih sulit. Untuk non fiksi, saya membaca buku-buku Sejarah, Ekonomi, dan Parenting/Pengasuhan Anak. Sejarah dan Ekonomi adalah bidang yang diminati suami, dan membaca buku-buku dengan genre ini memberi saya banyak bahan untuk dibahas bersama suami.
Darimana saya mendapatkan buku yang saya baca?
Suami, adalah sumber utama buku-buku yang saya baca. Saya mendompleng suami untuk membaca koleksi bukunya. Selebihnya saya mendapatkan buku-buku dari perpustakaan umum di sekitar rumah. Ada juga buku-buku yang kami beli. Preferensi suami sedikit banyak mempengaruhi pilihan buku yang saya baca, meskipun belakangan saya merasa arahnya berbalik; saya mulai memilih buku-buku yang menurut saya layak ditambahkan kedalam daftar koleksi buku suami dengan tujuan supaya memperluas bidang keahlian suami. Karena saya bukan praktisi maupun akademisi di bidang ekonomi, saya mulai memilih buku-buku yang sedikit berbeda dari preferensi suami, dengan tema yang "melipir" atau "non mainstream", misalnya buku-buku ekonomi yang ditulis oleh antropolog.
Berkahnya, suami sebagai tipe ekonom dan senang menjelaskan segala sesuatunya dengan rumus dan teori, terpaksa harus belajar membahasakan pendapatnya menggunakan pilihan kata-kata yang dapat dicerna oleh orang kebanyakan, yang tidak berlatar belakang ekonomi, yang sama sekali tak berminat berlajar ekonomi, bahkan anti ilmu ekonomi!
Mengapa menulis tentang buku yang saya baca?
Tujuan utama saya sebenarnya karena ingin mempertahankan kebiasaan membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia. Karena saya mulai jarang membaca buku berbahasa Indonesia, saya menyadari bahwa menulis dalam bahasa Indonesia merupakan satu-satunya cara yang efektif. Menulis tentang buku, menuntut saya yang terbiasa menulis blog dengan santai untuk belajar menulis dalam bahasa yang formal.
Menulis adalah Jejak Membaca itu maksudnya apa?
Tulisan tentang sebuah buku, biasanya berwujud resensi/review atau ringkasan/summary buku tersebut. Tulisan saya? bukan keduanya. Jejak buku yang saya tulis adalah apa yang saya tangkap dan pelajari dari setiap buku yang saya baca. Jika kebetulan saya membaca sebuah buku ekonomi, saya berharap anda yang tidak memiliki latar belakang ilmu ekonomi, tidak berminat dengan ilmu ekonomi, bahkan anti ilmu ekonomi dapat ikut berbincang tentang kebijakan publik menggunakan satu sudut pandang ekonomi. Mengapa? karena kini ekonom memiliki tempat strategis dalam penentuan kebijakan publik, yang mau tidak mau akan mempengaruhi kehidupan anda. Begitu juga jika buku yang saya baca kebetulan berbahasa Jepang, saya berharap dapat menambahkan informasi baru bagi anda yang tidak berminat membaca buku berbahasa Jepang.
Tentu saja jika anda yang membaca buku yang saya baca, jejak buku tersebut menjadi berbeda. Saya bisa salah mengerti sebuah buku, karena keterbatasan pemahaman saya sendiri maupun kurangnya penguasaan bahasa Inggris maupun bahasa Jepang. Harap maklum, mengingat saya hanyalah seorang Nyonya Dosen, bukan Ibu Dosen.
Saya juga menulis tentang mimpi investasi syariah di pasar saham Jepang di blog Belajar Saham Jepang
Terima kasih telah berkunjung, selamat membaca.
Saya adalah wanita Indonesia, seorang Ibu Rumah Tangga, dengan 3 orang anak. Suami saya adalah WN Jepang, seorang dosen fakultas ekonomi di sebuah universitas swasta. Saya bertemu suami saat mengambil S2 jurusan magister kebijakan publik di Tokyo. Perlukah memperkenalkan latar suami disini? Perlu, karena erat berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.
Buku-buku apa yang saya baca?
Saya membaca fiksi dan non fiksi, dalam bahasa Inggris dan Jepang. Mengapa? karena akses terhadap buku bahasa Indonesia lebih sulit. Untuk non fiksi, saya membaca buku-buku Sejarah, Ekonomi, dan Parenting/Pengasuhan Anak. Sejarah dan Ekonomi adalah bidang yang diminati suami, dan membaca buku-buku dengan genre ini memberi saya banyak bahan untuk dibahas bersama suami.
Darimana saya mendapatkan buku yang saya baca?
Suami, adalah sumber utama buku-buku yang saya baca. Saya mendompleng suami untuk membaca koleksi bukunya. Selebihnya saya mendapatkan buku-buku dari perpustakaan umum di sekitar rumah. Ada juga buku-buku yang kami beli. Preferensi suami sedikit banyak mempengaruhi pilihan buku yang saya baca, meskipun belakangan saya merasa arahnya berbalik; saya mulai memilih buku-buku yang menurut saya layak ditambahkan kedalam daftar koleksi buku suami dengan tujuan supaya memperluas bidang keahlian suami. Karena saya bukan praktisi maupun akademisi di bidang ekonomi, saya mulai memilih buku-buku yang sedikit berbeda dari preferensi suami, dengan tema yang "melipir" atau "non mainstream", misalnya buku-buku ekonomi yang ditulis oleh antropolog.
Berkahnya, suami sebagai tipe ekonom dan senang menjelaskan segala sesuatunya dengan rumus dan teori, terpaksa harus belajar membahasakan pendapatnya menggunakan pilihan kata-kata yang dapat dicerna oleh orang kebanyakan, yang tidak berlatar belakang ekonomi, yang sama sekali tak berminat berlajar ekonomi, bahkan anti ilmu ekonomi!
Mengapa menulis tentang buku yang saya baca?
Tujuan utama saya sebenarnya karena ingin mempertahankan kebiasaan membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia. Karena saya mulai jarang membaca buku berbahasa Indonesia, saya menyadari bahwa menulis dalam bahasa Indonesia merupakan satu-satunya cara yang efektif. Menulis tentang buku, menuntut saya yang terbiasa menulis blog dengan santai untuk belajar menulis dalam bahasa yang formal.
Menulis adalah Jejak Membaca itu maksudnya apa?
Tulisan tentang sebuah buku, biasanya berwujud resensi/review atau ringkasan/summary buku tersebut. Tulisan saya? bukan keduanya. Jejak buku yang saya tulis adalah apa yang saya tangkap dan pelajari dari setiap buku yang saya baca. Jika kebetulan saya membaca sebuah buku ekonomi, saya berharap anda yang tidak memiliki latar belakang ilmu ekonomi, tidak berminat dengan ilmu ekonomi, bahkan anti ilmu ekonomi dapat ikut berbincang tentang kebijakan publik menggunakan satu sudut pandang ekonomi. Mengapa? karena kini ekonom memiliki tempat strategis dalam penentuan kebijakan publik, yang mau tidak mau akan mempengaruhi kehidupan anda. Begitu juga jika buku yang saya baca kebetulan berbahasa Jepang, saya berharap dapat menambahkan informasi baru bagi anda yang tidak berminat membaca buku berbahasa Jepang.
Tentu saja jika anda yang membaca buku yang saya baca, jejak buku tersebut menjadi berbeda. Saya bisa salah mengerti sebuah buku, karena keterbatasan pemahaman saya sendiri maupun kurangnya penguasaan bahasa Inggris maupun bahasa Jepang. Harap maklum, mengingat saya hanyalah seorang Nyonya Dosen, bukan Ibu Dosen.
Saya juga menulis tentang mimpi investasi syariah di pasar saham Jepang di blog Belajar Saham Jepang
Terima kasih telah berkunjung, selamat membaca.
salam kenal kakak... pantesan kok bukunya kayak ga pernah ada di Indonesia :p
ReplyDeleteSalm kenal balik...alhamdulillah sementara waktu bakal membaca buku2 Indonesia. Terimaksih sudah mampir.
Delete