Tuesday, December 3, 2019

珈琲屋の人々,kouhiiya no hitobito, Orang-orang Kedai Kopi, oleh You Ikenaga


Kalau anda seperti saya, yang senang menonton Keiji Dorama, sinetron detektif Jepang, mungkin anda tau kebiasaan yang berlaku bagi terpidana pembunuhan di Jepang.
Menjalani hukuman kurung badan atau pemenjaraan adalah untuk menebus dosa merampas hak hidup seorang manusia lain. Tapi ada satu dosa lain yang tidak terhapus oleh bertahun-tahun terkurung di penjara; menebus waktu yang seharusnya dihabiskan korban dan keluarganya jika saja ia tidak tewas dibunuh.
Kousuke Souda, adalah seorang pemuda anak barista kedai kopi "Kouhiya" di pertokoan kota kecil, biasa disebut shoutengai 商店街. Saat Jepang mengalami masa pertumbuhan ekonomi tinggi, dan mengalami periode bubble, harga tanah di kawasan niaga melambung tinggi. Begitu juga toko-toko dan kedai-kedai tradisional shoutengai yang diincar oleh pengusaha ritel raksasa. Mereka menjadi target yakuza makelar tanah, yang haus uang persenan transaksi jual beli tanah.
Kekejaman yakuza menggelapkan mata Kousuke Souda hingga tangannya mengakhiri hidup Ouno, seorang makelar tanah. Kousuke menerima putusan pidana 9 tahun dan menjalaninya dengan penuh penyesalan, dan bebas saat bubble telah pecah dan ekonomi Jepang menurun drastis, ayahnya kemudian meninggal karena stroke, dan kekasihnya telah menikah dengan pria pilihan orangtuanya saat ia mendekam di penjara.
Kousuke membuka kembali kouhiya dan menjadi barista di kedai kopi peninggalan ayahnya, berusaha menebus duka keluarga korban yakuza yang telah ia bunuh. Setiap minggu ke-3 setiap bulannya, Kousuke membawa uang 100.000 yen, yang ia kumpulkan sedikit demi sedikit, dan ia serahkan kepada janda Ouno, dan seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang ditinggalkannya. Meskipun sang janda, seperti juga para pemilik toko shoutengai, malah merasa bersyukur Ouno telah tewas, tidak mengurangi rasa penyesalan Kousuke atas pembunuhan yang telah ia lakukan.
Meskipun sang kekasih, Fuyuko, yang mendengar kebabasan Kousuke, kemudian memilih bercerai dan kembali ke shoutengai, Kousuke sebagai mantan narapidana merasa tidak pantas meraih mimpi menikah dan membangun keluarga seperti laki-laki lain.
Kouhiya no hitobito, menampilkan Kousuke, Fuyuko, dan pemilik-pemilik toko-toko di shoutengai yang menjadi pengunjung tetap kedai kopi Kouhiya. Novel ini berisi 7 cerita pendek, seputar konflik sehari-sehari yang dihadapi pengunjung Kouhiya. Konflik sehari-hari yang kadang menjadi menggelembung atau malah meruncing, hanya karena dibicarakan dengan seorang barista mantan narapidana di kedai kopi yang pernah menjadi lokasi kejadian pembunuhan.
Sang Barista menjadi tempat menemukan penyelesaian berbagai masalah; perselingkuhan yang berujung pada ancaman pembuhuhan, ajakan duel untuk melupakan masa lalu, atau malah tantangan duel untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan wanita idaman, keputusasaan menghadapi maut yang selalu mengintai tapi tak kunjung datang, juga kenekatan mengakhiri kemapanan demi setitik harapan kembalinya cinta dari masa lalu.
Membaca novel ini, saya jadi mengerti, mengapa saya selalu gagal mengumpulkan keberanian mendorong pintu masuk sebuah kedai kopi di shoutengai dekat rumah kontrakan saya dulu. Saya selalu berbalik dan memilih masuk ke kedai kopi waralaba yang terletak persis di seberangnya, memandangi kedai kopi tua misterius yang tak berani saya masuki.

No comments:

Post a Comment