Kalau anda berkesempatan berjalan mengitari Kebun Raya Bogor, di sisi selatan anda akan menemukan gerbang merah besar layaknya pintu masuk ke area Pecinan, Lawang Suryakancana. Selain terkenal dengan macam-macam kulinernya, ternyata saya malah menemukan sebuah toko buku yang unik! Toko Buku AA, bagaikan oasis di tengah gurun pasir. Setelah panas2 becek2 blusukan di pasar becek Lawang Saketeng, saya bahagia berteduh disini sambil membaca-baca buku, baru maupun usang. Toko buku ini lebih mirip perpustakaan, tenang dan lengang. Bedanya, dilatarbelakangi suara siaran radio berbahasa sunda!
Sebagai orang Sunda yang hanya "mengenyam" pelajaran bahasa Sunda sampai dengan kelas 5 SD, saya hanya menyangka bahasa Sunda hanya digunakan untuk mendongeng di radio, atau tulisan cerpen (dalam bahasa Sunda, Carpon; Carita Pondok) di majalah Mangle. Ternyata topik-topik yang dibahasa dalam buku-buku berbahasa Sunda lumayan beragam. Saya membeli 1 jilid dari 4 jilid buku Surat-Surat Ti Jepang tulisan Ajip Rosidi. Silakan baca jejaknya di Surat-Surat Ti Jepang (1) oleh Ajip Rosidi
Ketika saya kembali untuk membeli jilid-jilid selanjutnya, ternyata sebagian koleksi buku sudah hampir kosong terjual! Hal ini menandakan ternyataada banyak juga peminat buku berbahasa Sunda! Beruntung saya masih mendapatkan lengkap, walaupun itu buku-buku terakhir yag tersedia. Buku Perang Bubat, incaran saya ternyata sudah habis terjual! Ketika saya tanya petugas toko, ternyata pasokan buku bahasa Sunda agak tersendat karena libur lebaran. Mudah-mudahan pada kunjugan saya berikutnya pojok buku bahasa Sunda sudah penuh lagi!
Ketika saya kembali untuk membeli jilid-jilid selanjutnya, ternyata sebagian koleksi buku sudah hampir kosong terjual! Hal ini menandakan ternyata
No comments:
Post a Comment