Wednesday, February 21, 2018

Sejarah Ilmu Ekonomi 経済学の歴史 oleh Masahiro Nei (3)

Akhirnya kelar membaca Buku Sejarah Ilmu Ekonomi, oleh Masahiro Nei

Image may contain: 4 people, people smilingBuku yang menampilkan Ilmu Ekonomi yang dilahirkan oleh seorang dokter spesialis bedah Francois Quesnay melalui Tableu Economique-nya di tahun 1758. Tableu Economique adalah tulisan ekonomi yang tampil seperti hasil penelitian ekonom masa kini yang menampilkan angka dan rumus cacing berjejer. Konon, angka-angka yang ditampilkan di Tableu Economique tidak benar secara perhitungan, dan dibuat untuk mendukung argumentasi Quesnay: menjadikan golongan petani sebagai agen ekonomi terpenting, dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang "meng-anak emas-kan" pengusaha (Merkantilisme/Colbertisme).
Ilmu Ekonomi, yang dipresentasikan lengkap dengan angka, rumus matematika, data dan metode statistik/ekonometrik terus berlanjut, hingga bercabang beranting bahkan melahirkan berbagai macam ideologi ekonomi seperti yang kita kenal hingga hari ini. Tapi pada intinya, perbedaan pendapat terus berputar di pertarungan antar kelas sosial, distribusi pertumbuhan ekonomi antara pemilik modal dan pekerja, tarik menarik antara campur tangan pemerintah dan kekuatan pasar, dan silang pendapat tentang penting tidaknya "pasar bebas" bagi kemakmuran sebuah negara.
Setelah selesai membaca Ekonom ke-9, John Maynard Keynes yang lebih detil dibanding bab-bab lain di buku ini, saya terus bertanya-tanya mengapa penulis tidak mengakhiri bukunya di bab ke-9 yang terasa sekali merupakan klimaks buku ini. Apalagi bab-bab selanjutnya lebih banyak membahas ekonom dengan karya-karya yang lebih menjurus ke ilmu Pemasaran maupun Manajemen Bisnis. Terasa sekali saya semakin malas dan hanya membaca hingga selesai karena terpaksa.

Tentang Keynes dalam buku ini, silakan baca juga 


Akhirnya, mengertilah saya mengapa buku ini berakhir di ekonom ke-12, John Kenneth Galbraith (1908-2006). Karya terakhir Galbraith, The Culture of Contenment (terbit tahun 1992, saat Galbraith berusia 84 tahun! ), mengkritisi Demokrasi, sebagai tak lebih dari sekedar kostum yang dipakai golongan yang kuat secara ekonomi (the contended electoral majority) untuk mengendalikan pemerintah dalam memutuskan kebijakan ekonomi. Mereka terus berusaha menjaga status quo, intinya mereka akan selalu memperjuangkan pajak rendah, pemotongan jaminan sosial bagi golongan ekonomi lemah, dan proteksi ekonomi. Mereka akan terus menentang kebijakan pemerintah jika merugikan posisinya, kebijakan selain yang mereka anggap penting (diantaranya Jaminan Sosial, Perlindungan bank/lembaga keuangan, dan Pertahanan).
Penulis menganggap Galbraith adalah ekonom yang konsisten dengan jejak pendahulunya, yang menulis tentang reformasi sosial secara terbuka dan tidak menyembunyikan suara hati nurani dibalik data dan metode ekonometrik yang mentereng. Kontras dengan ekonom masa kini, yang berkutat dengan angka, model matematika dan metode ekonometrik, tanpa memedulikan kondisi sosial di sekelilingnya, serta cenderung mendukung Status Quo.

Biografi John Kenneth Galbraith bisa dilihat disini.

Setelah membaca buku ini, selanjutnya saya justru akan membaca buku Economic Rules oleh Dani Rodrik (2015), yang secara garis besar memberikan "pembelaan" terhadap ilmu ekonomi masa kini yang hanya melulu berurusan dengan angka dan rumus cacing 

2 comments:

  1. Soal Galbraith, jadi ingat nama aliasnya J.K. Rowling, ternyata dari sini tho... Hebat mbak bisa baca buku begini, kalo saya udah pusing duluan, hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh? nama asli JK Rawling Galbraith ya? sama saya pusing juga, tapi pengen tau jadi maksain he3. Makasih dah mampir :)

      Delete