Friday, November 18, 2016

Submission oleh Michel Houellebecq

Judul : Submission
Penulis : Michel Houellebecq
diterjemahkan oleh Lorin Stein
Tahun terbit : 2015
Jumlah halaman : 251
Penerbit : Penguin Random House
ISBN 9781785150258
Novel Fiksi yang aslinya berbahasa Perancis, terbit pada tanggal 7 Januari 2015, tepat pada hari penembakan di kantor redaksi majalah Charlie Hebdo, Paris. Sebuah kebetulan yang melambungkan novel ini dan penulisnya, Michel Houllebecq, menjadi buku best seller dunia. Novel satire yang kontroversial, berlatar Paris di tahun 2022, saat partai islam yang dipimpin Ben Abbes yang memenangkan pemilu dan berkoalisi dengan partai sosialis mengalahkan front nasional yang merupakan partai nativist. Adalah seorang profesor literatur Perancis di Universitas Sorbonne, Francois, 42 tahun, yang karena perubahan situasi politik Perancis, tiba-tiba mendapatkan dirinya di titik kritis dalam hidupnya.

Membaca novel ini, saya sadar bahwa sulit untuk ikut merasakan kekuatan buku ini, baik oleh mereka yang memuji maupun mengkritisinya. Kesulitan yang diakibatkan oleh ketidakpahaman saya akan 3 hal yang menjadi nafas buku ini: Sejarah Eropa, Peta Politik Perancis, dan Literatur Perancis. Saya berkali-kali harus me-wiki tokoh-tokoh yang disebut dalam buku untuk sekedar mengecek apakah tokoh ini fiktif atau nyata, karena Houellebecq mencampur adukkan tokoh nyata dan fiktif politisi Perancis, contohnya Marine Le Pen dari Front Nasional yang merupakan tokoh nyata (yang bahkan ikut meyakini "ramalan" Houellebecq bisa menjadi kenyataan), dan Ben Abbes dari Ikhwanul Muslimin/Muslim Brotherhood adalah tokoh fiktif. Robert Redigger, Presiden Universitas Sorbonne yang menjadi muslim di tahun 2013, yang kemudian ditunjuk menteri luar negeri oleh Ben Abbes adalah tokoh fiktif, sedangkan tokoh penulis Perancis Rene Guenon yang kemudian memeluk agama islam, adalah tokoh nyata.  Belum lagi sederetan penulis Perancis yang secara langsung dikaitkan dengan karakterisasi tokoh yang muncul dalam buku ini. Berbeda dengan pemahaman saya yang belajar ekonomi, biasanya diharuskan memilih untuk mendalami bidang tertentu, dan menjadikannya tema penelitian, misalnya perpajakan, jurusan literatur menjadikan karya dan biografi seorang penulis sebagai tema penelitannya. Francois sendiri adalah seorang ahli karya-karya Huysman, yang saya tidak pernah mendengar namanya, boro-boro pernah membaca bukunya!

Dari sekian review yang saya baca, dari segi politik dan sejarah Eropa, lebih baik membaca review berikut  menjelaskan dengan baik alur politis buku ini.


Jika ada yang bisa saya tulis tentang buku ini, hanyalah tentang islam dan politik yang secara langsung berkaitan dengan saya sendiri. Rediger, Presiden Universitas Sorbonne, yang ceritanya kemudian menjadi universitas islam Sorbonne dengan sumber dana melimpah dari Saudi Arabia, membujuk Francois untuk kembali ke jajaran pengajar di universitas. Tentu saja syaratnya adalah, menjadi seorang profesor muslim. Persuasi yang dilakukan Rediger sangat bagus! Reddiger mengundang Francois ke rumahnya yang elegan, menjamu Francois dengan masakan istri pertamanya Malika, bahkan mungkin dengan sengaja mengatur agar Francois berpapasan dengan Aiisha istri keduanya yang masih berusia 15 tahun di koridor, lalu mengisahkan perjalanan ruhani yang mengantarkannya menjadi muallaf. 

Memandu Francois ke dalam rumahnya, Rediger memamerkan foto-foto antariksa dan bergumam,

"The beauty of the universe is striking, but the sheer size of it is what staggers the mind. You have hundreds of billions of galaxies, each made up of hundreds of billions of stars, some of them billions of light years-hundreds of billions of billions of kilometres-apart. And if you pull back far enough, to a scale of a billion light years, an order begins to emerge".

"The exact nature of Einstein's belief is harder to define, but when he told Bohr, 'God does not play dice with the universe', he didn't mean it as a joke".

"At the end of the day, isn't there something  ridiculous about some puny creature, living on an anonymous planet, in a remote spur of an ordinary galaxy, standing up on his hind legs and announcing, 'God does not exist'?".

Terakhir, Reddiger yang menulis kembali buku-buku Rene Genon tentang filosofi islam supaya mudah dimengerti dan dikemas dalam edisi Genon-lite, juga menulis buku tentang islam setipis 128 halaman yang ia tulis untuk orang Perancis kebanyakan, Ten Questions on Islam. 

Sambil menyerahkan bukunya, Reddiger berkata:

"In general, I don't think it's a good idea to learn about Islam by reading the Koran, unless of course you take the trouble to learn Arabic and read the original text. What I tell people to do instead is listen to the suras read aloud, and repeat them, so you can feel their breath and their force. In any case, Islam is the only religion where it's forbidden to use any translations in the liturgy, because the Koran is made up entirely of rhythms, rhymes, refrains, assonance. It starts with the idea, the basic idea of all poetry, that sound and sense can be made one, so can speak the world."p.218

Apa reaksi Francois? Ia terpesona oleh Reddiger, pribadinya yang kharismatik, fisiknya yang prima, intelektualitas yang tinggi, rumahnya yang indah, masakan istri pertamanya yang lezat, kecantikan istri keduanya yang masih belia. Buku tentang islam yang disodorkan? ternyata malah ketinggalan berikut tas yang dibawanya, dan baru diambil keesokan harinya! Francois tidak sadar tasnya tertinggal di rumah Rediger, dan bisa pulang ke rumah karena kebetulan membawa uang pas untuk ongkos. Mengapa Francois kebetulan punya uang untuk ongkos dan bisa santai pulang ke rumahnya? Lalu baru sadar keesokan harinya bahwa tasnya tertinggal setelah semalaman tidak bisa tidur karena berpikir keras, dan memutuskan ia harus membaca buku yang diberikan Rediger?  

Francois baru bisa membaca Ten Questions on Islam keesokan harinya, dan langsung melompat ke pertanyaan ke-7, "Why Poligamy?", yang menjelaskan kesempurnaan penciptaan karena adanya hukum geometri, dan proses seleksi alam yang berlaku bagi semua makhluk; binatang (mamalia) maupun tumbuhan. Tumbuhan harus mendapatkan akses terhadap tanah yang subur, iklim dan irigasi yang baik untuk menghasilkan benih yang unggul. Sedangkan manusia (mamalia), wanita yang memiliki gestasi panjang untuk melahirkan generasi baru, sedangkan pria yang bisa dikatakan memiliki kemampuan tak terbatas untuk reproduksi, menjadi pembenaran untuk laki-laki unggul memenangi seleksi alam mengalahkan laki-laki lainnya, menguasi akses terhadap lebih dari satu perempuan!


Satu scene yang menjadikan buku ini jelas bagi saya, tentang dua sisi cara pandang dalam membaca Submission. Francois memiliki intektualitas tinggi, tapi digambarkan shallow , rendahan, karena meniduri mahasiswi-mahasiswinya, bahkan memilih layanan seksual dari situs prostitusi online ketimbang memiliki hubungan percintaan, boro-boro pernikahan. Francois juga terheran-heran dengan pernikahan, apa yang dilihat ayah dan ibunya dari masing-masing hingga menikah dan memiliki anak, lalu kemudian bercerai. Tapi di sisi lain mengagumi kehidupan keluarga salah satu teman tidurnya, Myriam seorang mahasiswi yahudi, yang begitu harmonis. Bahkan menyadari bahwa kelanggengan hubungan dengan pasangan hanya bisa dijamin oleh pernikahan, pergeseren kenikmatan fisik dari aktivitias seksual beralih ke kenikmatan hidangan yang dimasak oleh tangan pasangan, dan kehadiran pasangan yang mengurangi rasa sakit ketika tubuh renta menjelang ajal. Kekuatan ekonomi yang kuat pun sebenarnya harus dibangun dari usaha keluarga, yang menjadikan keeratan hubungan ayah dan anak sebagai fondasi awalnya.

Dua sisi yang sama menggambarkan islam, ekonomi dan politik dalam submission. Tokoh Ben Abbes yang kharismatik, tapi politik yang mendasarinya adalah Distributism, ideologi sosial katolik yang dikembangkan Paus Leo XIII dan Paus Pius XI. Ambisi Ben Abbes untuk mendirikan Eurabia yang jaya seperti di jaman katolik Roma dan kesultanan islam Ottoman. Tiga agama monotheis yang selalu berkonflik, sesungguhnya memiliki tujuan yang sama. Lawan yang sebenarnya adalah Atheis dengan teori humanis-nya, yang memuja ego dan kecerdasan manusia sehingga bisa menciptakan teori keberadaan Tuhan. Pemujaan terhadap manusia yang justru menuju pada kelemahan ekonomi, penurunan moral, dan ujungnya, kepunahan manusia. Bahkan ekonomi sosialis, yang lahir dari ideologi komunis, senafas dengan kebijakan ekonomi yang didukung Abbes. Perjalanan ruhani menuju islam, yang dijelaskan dengan indah oleh Reddiger adalah kamuflase, yang kemudian secara blak-blakan ditampilkan dalam wujud tawar menawar Reddiger dan Francois tentang besaran gaji yang akan diterima, dan berapa orang istri yang akan dipilihkan untuknya. Francois bahkan mereduksi poligami menjadi, "fourty year old wife to do the cooking, and another 15 year old wife to do whatever else"! Sangat bisa dimengerti, mengapa Houellebecq yang pernah menyebut Islam sebagai "the stupidest religion in the world" dapat membayangkan Islam menjadi agama Eropa, di tahun 2022!

Kesan membaca submission akan berbeda tapi tepat mengenai sasarannya, dibaca oleh believer maupun non believer, akan lebih menguatkan apa yang telah diyakini masing-masing sebelum mereka membaca buku ini. Tapi Islam sendiri tidak akan berubah, entah karena anda berislam melalui perjalanan ruhani, bersamaan dengan kelahiran anda, atau hanya karena anda tak lebih dari seorang oportunis! Bagi saya, ide yang hendak disampaikan submission cukup diwakili dengan beberapa kalimat berikut, tidak kurang, tidak lebih.

"It's submission. The shocking and simple idea, which had never been so forcefully expressed, that the summit human happiness resides in the most absolute submission. For me, there is a connection between woman's submission to man, and the idea of man's submission to God". p.217

2 comments:

  1. Kak, kasih link downloadnya dongg:(( pengen baca jugak niih:((

    ReplyDelete
  2. Kak, kasih link downloadnya dongg:(( pengen baca jugak niih:((

    ReplyDelete