Memahami isi hati anak usia SD, Masafumi Harada, 2005 (Pendahuluan dan Prolog)

Judul : 小学生の心がわかる本
Memahami isi hati anak usia SD
Penulis : Masafumi Harada
Penerbit : 農山漁村文化協会
Tahun : 2005
Halaman : 252
ISBN : 9874540001680

Buku jadul, yang terpilih dari deretan buku-buku parenting, buku resep dan majalah wanita di rak jidoukan (tempat main gratis milik pemda). Terpilih karena sudah semua buku resep saya lihat-lihat dan gak nambah-nambah koleksinya, akhirnya terpaksa melirik buku parenting jadul.

Baru baca pendahuluan dan prolog saja. Alasan penulis (konsultan masalah psikologis anak, juga profesor di Osaka University of human sciences, belom ngecek lebih jauh) membahas khusus usia anak SD adalah:
1. Selama ini buku tentang bullying, putus sekolah dan tindak kriminal remaja hanya menyorot usia SMP atau SMA, padahal gejala awal biasanya sudah muncul sejak usia SD.
2. Usia SD adalah usia dimana anak-anak sangat berusaha untuk patuh dan menyenangkan hati orang dewasa, dhi orangtua dan guru di sekolah
3. Usia SD adalah tahap terakhir bagi orangtua untuk dapat menggapai hati anak-anak sebelum mereka memasuki dunia remaja, dunia milik mereka sendiri.

Usia SD dibagi menjadi 3 masa, kelas rendah (1 dan 2), kelas menengah (3 dan 4) dan kelas tinggi (5 dan 6). Anak-anak di kelas tinggi sudah dianggap memasuki masa remaja, atau dalam bahasa Jepangnya 思春期. Menurut kesepakatan psikolog dan dokter anak, masa remaja dimulai sejak aktifnya hormon reproduksi, sampai hormon reproduksi tersebut stabil. Untuk perempuan biasanya sejak menstruasi pertama sampai menstruasi menjadi teratur. Konon, garis start masa remaja ini sedikit banyak berkaitan erat dengan ukuran tinggi badan, artinya memasuki ukuran tinggi badan tertentu tombol pembuka pintu gerbang ke masa remaja mulai terbuka. Sementara tingkat keseimbangan hormonal berkaitan dengan berat badan, setiap anak memiliki berat badan idealnya masing-masing supaya hormon mereka stabil.

Mengapa masa remaja begitu genting? Karena pertumbuhan anak-anak selain ditentukan oleh otak besar dan otak kecil, ketika memasuki masa remaja, kestabilan hormonal pun turut memberikan pengaruh yang signifikan. Ciri yang paling nyata adalah, sikap ambivalence, ekspresi dua perasaan yang bertolak belakang sekaligus sehingga sulit bagi orang tua atau guru untuk menyikapinya.

Usia SD adalah usia penting bagi anak untuk bergaul dengan anak-anak seusianya. Menurut penulis, usia SD adalah usia dimana anak-anak berusaha "berakting" sebagai "anak baik" di mata orangtua/guru. Berakting sebagai anak baik artinya, tidak melakukan apa yang ingin mereka lakukan tapi melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan (yang biasanya ditentukan oleh tuntutan orangtua/guru).

Memperbanyak kesempatan mereka bermain dengan sesama anak seusia SD (mungkin karena masih pure, innocent, tidak ada pengaruh hormonal?) adalah memberi latihan kepada mereka untuk menyeimbangkan antara "apa yang ingin aku lakukan" dan "apa yang harus aku lakukan". Keterampilan penting yang sangat diperlukan saat pergaulan masa remaja yang lebih berat "peer pressure" nya, atau masa dewasa saat mereka sudah memiliki kewajiban untuk menaati hukum, bahkan norma masyarakat.

Titik keseimbangan dimana seseorang secara konsisten menyikapi tarik ulur antara keinginan sendiri dan tuntutan masyarakat inilah yang menjadi "kepribadian" atau "personality" atau "人格". Konon, saat menghadapi masalah di masa remaja, anak-anak yang sulit menemukan keseimbangan inilah yang kemudian menjadi hikikomori/menutup diri, putus sekolah, mem-bully dan di-bully, atau lebih parah lagi, melakukan tindak kriminal.

Selanjutnya :