こどもへのまなざし Tataplah Anak-anak Kita

Judul : こどもへのまなざし
Penulis : Masami Sasaki     
Penerbit : Fukushinkan, 1998
Jumlah halaman : 324 halaman
ISBN : 9784834014730

Buku tulisan Masami Sasaki, seorang psikolog anak kelahiran tahun 1935, sebuah buku parenting yang sangat terkenal. Buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1998 dan buku yang saya miliki adalah cetakan ke 53, terbitan tahun 2013.  Saya membaca sedikit demi sedikit sambil menuliskan catatan-catatan kecil sebagai status facebook yang kemudian saya kumpulkan kedalam tulisan tersendiri dan kemudian merangkumnya dalam tulisan ini.



Penulis mendasarkan argumentasinya pada teori siklus psikososial Erik Erikson yang sangat menekankan pentingnya masa 0-2 tahun, saat bayi masih sangat bergantung pada orangtua, sebagai saat terpenting tumbuhnya rasa percaya kepada orang lain dan diri sendiri. Memenuhi permintaan bayi sesegera mungkin akan menumbuhkan rasa aman bahwa manusia di sekitarnya dapat dipercaya, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri bahwa dengan usaha, melalui tangisannya, bayi dapat memenuhi kebutuhannya.

Baca juga Rasa Aman dan Percaya diri

Baca juga Social Referencing

Selanjutnya, pertumbuhan anak-anak adalah masa pergantian antara masa bergantung kepada orangtua dan masa perlawanan terhadap orangtua, sehingga mencapai keseimbangan yang disebut sebagai kemandirian. Penulis menekankan pentingnya masa-masa ketergantungan terhadap orangtua, dan sedapat mungkin orangtua memenuhi semua permintaan anak akan pelukan dan perhatian. Sedangkan masa perlawanan harus disikapi dengan kesabaran dan kesadaran bahwa masa perlawanan justru merupakan bukti bahwa anak-anak sedang bertumbuh menuju kedewasaan. Menyegerakan kemandirian, melalui pengkondisian lingkungan maupun pendisiplinan yang keras, dianggap berisiko mengorbankan kesempatan anak untuk menumbuhkan otonomi, kemampuan untuk berpikir dan
memutuskan sendiri.

Baca juga Ketergantungan dan Perlawanan

Baca juga Independen dan Otonom

Saat masa kanak-kanak (TK dan SD), penulis menekankan pentingnya membiarkan anak-anak bermain bersama tanpa campur tangan orang dewasa sehingga mereka bisa saling belajar satu sama lain. Pertemanan pada tahap ini lebih mementingkan kuantitas ketimbang kualitas, semakin banyak teman semakin baik. Dengan keahlian yang mereka peroleh melalui petemanan di tahap ini, kelak akan sangat berguna saat memasuki usia remaja dimana pola pertemanan lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas. Keahlian untuk merasa nyaman dalam pergaulan dengan teman sebaya ini dianggap sama pentingnya dengan memiliki keahlian di bidang akademis, seni atau olahraga yang biasanya diperoleh dari guru atau orang dewasa. Dengan kata lain, saat mengalokasikan waktu untuk anak mengikuti berbagai macam les sesuai dengan minatnya, jangan sampai melupakan waktu mereka untuk bermain bersama dengan teman sebaya.

Baca juga Anak-anak saling membesarkan satu sama lain

Baca juga Masa Remaja dan Putus Sekolah


Penulis menyarankan orangtua untuk rileks dan seakan menyerahkan "arah dan kecepatan" proses pengasuhan anak sesuai dengan ritme anak-anak.

"Kehidupan ini secara alamiah bergerak ke arah yang lebih baik, seperti luka yang hanya dibiarkan saja juga bisa sembuh dengan sendirinya, membesarkan anak-anak juga sama, selama kita tidak justru menghambatnya, mereka akan tumbuh baik-baik saja dengan sendirinya".
 
Hal yang menghambat pertumbuhan anak adalah harapan yang berlebihan sehingga menjadi beban psikologis bagi anak-anak. Tidak ada yang salah dengan memberikan stimuli kepada anak-anak melalui berbagai macam les akademik atau keterampilan. Bahkan sangat baik, karena anak-anak akan lebih cepat menemukan hal yang menjadi minatnya. Yang salah adalah harapan agar anak selalu menjadi yang terbaik dalam setiap hal yang dikerjakannya. Di sisi lain, pergeseran nilai-nilai sosial, masyarakat perkotaan yang lebih mapan secara ekonomis tapi menumbuhkan penyakit sosial; sulit untuk bersabar, sikap lekas menyalahkan lingkungan/oranglain dan kurangnya daya dukung masyarakat, turut menambah tekanan bagi orangtua sehingga semakin sulit untuk dapat menikmati proses membesarkan anak-anak.

Baca juga Sikap Rileks dalam Parenting

Baca juga Menumbuhkan Sikap Empati

Baca juga Masalah Sosial dan Pengasuhan

Bahasa yang digunakan dalam buku ini seperti bahasa percakapan dan menggunakan bahasa Jepang yang halus. Buku ini juga dihiasi dengan ilustrasi Rieko Nakagawa (penulis buku anak klasik Guri dan Gura). Penuturan penulis terkesan lambat dan kadang berulang-ulang untuk menekankan poin-poin tertentu, termasuk pentingnya bersikap hati-hati dalam menanggapi berbagai hasil penelitian dalam proses parenting. Hasil penelitian bukan merupakan hal yang absolut, tidak menunjukan hubungan sebab akibat, tidak dapat digunakan untuk menganalisis secara terbalik, dan yang terpenting adalah apapun kesimpulan penelitian hanyalah menunjukkan pola atau kecenderungan berdasarkan data yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa penulis berharap buku ini dibaca oleh banyak pihak yang terjun langsung dalam pengasuhan anak: orangtua dengan berbagai macam latar belakang sosial dan pendidikan, juga petugas daycare dan guru TK.

Baca juga Pesan Penulis untuk Petugas Daycare dan Guru TK

Baca juga Pesan Penulis untuk Orangtua
 



Comments

Tulisan Terpopuler

Antara Angelina Jolie dan Marie Kondo

Selesai sudah tugas membesarkan anak! 子育てはもう卒業します oleh Miu Kakiya

Submission oleh Michel Houellebecq