Lanjutan "Tataplah anak-anak kita" こどもへのまなざし Masami Sasaki (2)
Anak-anak bukan hanya dibesarkan oleh orangtua, bukan hanya belajar dari guru/orang dewasa, tapi mereka saling membesarkan satu sama lain (terjemahan asal dari 育ち合う) dan saling belajar dalam lingkungan anak-anak.
Membesarkan anak di Jepang (entah saya aja kali atau ada yang punya pikiran sama ya), saya merasa kesepian. Meskipun background bisa di set berubah-ubah, rumah, taman, sungai, pantai, museum atau dimanapun itu, aktornya tetap IBU dan ANAK. Sudah dapat dipastikan tarik ulur pengendalian yang sama di setiap tempat. Beda halnya kalau anak-anak dibiarkan bersama anak-anak lain di dunia mereka sendiri, mereka belajar mengendalikan diri sendiri, memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur atau bahkan membuat peraturan diantara mereka sendiri, tanpa campur tangan orang dewasa. Mempelajari banyak hal dari guru/orang dewasa itu penting, tapi belajar dari sesama anak-anak juga penting. Proses inilah yang namanya "anak-anak saling membesarkan satu sama lain" yang dimaksud buku ini.
Contoh hal yang bisa dilakukan adalah, menitipkan anak berkegiatan di keluarga kerabat atau teman yang dipercaya, dengan catatan tentu kita juga harus siap kena giliran dititipi anak orang lain. Nah, hal ini yang sebenarnya berat buat saya. Selain saya takut anak-anak merepotkan orang lain, tentu saja saya juga...nggg...anu...ehhhh....gak mau direpotkan anak orang lain. Ini hal yang harus saya ubah, supaya anak-anak tidak sulit bergaul (seperti saya).
Contoh hal yang bisa dilakukan adalah, menitipkan anak berkegiatan di keluarga kerabat atau teman yang dipercaya, dengan catatan tentu kita juga harus siap kena giliran dititipi anak orang lain. Nah, hal ini yang sebenarnya berat buat saya. Selain saya takut anak-anak merepotkan orang lain, tentu saja saya juga...nggg...anu...ehhhh....gak mau direpotkan anak orang lain. Ini hal yang harus saya ubah, supaya anak-anak tidak sulit bergaul (seperti saya).
Comments
Post a Comment