Lanjutan "Tataplah anak anak kita" こどもへのまなざし Masami Sasaki (5)
Untuk menekankan pentingnya tahap awal 0-2 tahun dari teori tahapan psikologi Erikson, penulis menjelaskan suatu proses pertumbuhan penting pada usia sekitar 6 bulan sampai 30 bulan, yaitu Social Referencing (hasil penelitian Robert N Emde).
Saat bayi mulai merangkak (sekitar 6 bulan) mereka mulai meng-eksplorasi sekitarnya. Saat menemukan sesuatu yang baru, mereka pasti merasa penasaran, ragu-ragu atau bahkan takut ...untuk menyentuhnya. Bayi pasti akan menengok ke arah pengasuhnya, dan saat itulah pasti akan terjadi kontak mata, seakan mereka bertanya "Ibu, aku harus bagaimana? beritahu aku!". Menengok dan bertanya inilah yang disebut Social Referencing: memperoleh jawaban atau panduan dari sekitar (masyarakat) untuk bersikap. Oleh karena itu bersabarlah saat kita harus selalu mengekor atau mengejar bayi kita, menjelaskan kepada mereka "jangan takut" , "tidak apa-apa" atau memperingatkan "tidak boleh!", "Ini berbahaya!". Bayangkan jika bayi kita menengok tapi kita tidak disana, atau disana tapi mata kita sedang asik menatap layar komputer atau ponsel, atau bahkan justru melengos!
Saat bayi mulai merangkak (sekitar 6 bulan) mereka mulai meng-eksplorasi sekitarnya. Saat menemukan sesuatu yang baru, mereka pasti merasa penasaran, ragu-ragu atau bahkan takut ...untuk menyentuhnya. Bayi pasti akan menengok ke arah pengasuhnya, dan saat itulah pasti akan terjadi kontak mata, seakan mereka bertanya "Ibu, aku harus bagaimana? beritahu aku!". Menengok dan bertanya inilah yang disebut Social Referencing: memperoleh jawaban atau panduan dari sekitar (masyarakat) untuk bersikap. Oleh karena itu bersabarlah saat kita harus selalu mengekor atau mengejar bayi kita, menjelaskan kepada mereka "jangan takut" , "tidak apa-apa" atau memperingatkan "tidak boleh!", "Ini berbahaya!". Bayangkan jika bayi kita menengok tapi kita tidak disana, atau disana tapi mata kita sedang asik menatap layar komputer atau ponsel, atau bahkan justru melengos!
==========================================================
Penulis sangat menekankan pentingnya masa 6-30 bulan sebagai saat paling krusial dalam menumbuhkan keahlian Social Referencing ini. Penulis mengibaratkan dengan pentingnya mengenalkan bahasa asing saat masih balita jika ingin berhasil, begitu juga keahlian social referencing. Tapi penulis menekankan, berbeda dengan menguasai bahasa asing, keahlian social referencing sangat penting, karena tanpa kemampuan bahasa asing sekalipun setiap bayi tidak akan kehilangan sifat kemanusia-annya, sedangkan social referencing mutlak dibutuhkan untuk menjadi manusia seutuhnya.
Bayi juga menengok dan mencari mata pengasuhnya saat menemukan hal yang berbahaya dan saat bisa menguasai sesuatu. Pada dasarnya adalah insting manusia untuk mengungkapkan perasaan: menyampaikan perasaan sedih dan mengumumkan perasaan senang dengan harapan seseorang akan turut merasakan kesusahannya dan turut merayakan kebahagiaannya. Bukankah "jika dibagikan maka kesusahan akan berkurang dan kebahagiaan akan bertambah"? (kecuali kalau dibagikan di FB kali yah..nanti ada yang protes "nikmatin aja sih!" or "pamer lo!" :p)
Membaca bagian ini saya jadi menemukan "aha! moment" (huuuu telaaaat!). Karena pas usia 6 bulan saya menitipkan si Kakak di daycare dan saat ditanya tentang kebiasaan bayi yang perlu diperhatian apa, saya jawab, bayi saya kalau menemukan sesuatu yang menarik atau yang berbahaya pasti langsung menengok ke saya. Saat itu pengasuh daycare iya iya saja. Setelah membaca bagian ini saya jadi tau, bukan bayi saya saja yang begitu tapi semua bayi! Aduh baik sekali ibu pengasuhnya, padahal beliau pasti sudah tau ya. Yah namanya juga ibu baru!
Penulis sangat menekankan pentingnya masa 6-30 bulan sebagai saat paling krusial dalam menumbuhkan keahlian Social Referencing ini. Penulis mengibaratkan dengan pentingnya mengenalkan bahasa asing saat masih balita jika ingin berhasil, begitu juga keahlian social referencing. Tapi penulis menekankan, berbeda dengan menguasai bahasa asing, keahlian social referencing sangat penting, karena tanpa kemampuan bahasa asing sekalipun setiap bayi tidak akan kehilangan sifat kemanusia-annya, sedangkan social referencing mutlak dibutuhkan untuk menjadi manusia seutuhnya.
Bayi juga menengok dan mencari mata pengasuhnya saat menemukan hal yang berbahaya dan saat bisa menguasai sesuatu. Pada dasarnya adalah insting manusia untuk mengungkapkan perasaan: menyampaikan perasaan sedih dan mengumumkan perasaan senang dengan harapan seseorang akan turut merasakan kesusahannya dan turut merayakan kebahagiaannya. Bukankah "jika dibagikan maka kesusahan akan berkurang dan kebahagiaan akan bertambah"? (kecuali kalau dibagikan di FB kali yah..nanti ada yang protes "nikmatin aja sih!" or "pamer lo!" :p)
Membaca bagian ini saya jadi menemukan "aha! moment" (huuuu telaaaat!). Karena pas usia 6 bulan saya menitipkan si Kakak di daycare dan saat ditanya tentang kebiasaan bayi yang perlu diperhatian apa, saya jawab, bayi saya kalau menemukan sesuatu yang menarik atau yang berbahaya pasti langsung menengok ke saya. Saat itu pengasuh daycare iya iya saja. Setelah membaca bagian ini saya jadi tau, bukan bayi saya saja yang begitu tapi semua bayi! Aduh baik sekali ibu pengasuhnya, padahal beliau pasti sudah tau ya. Yah namanya juga ibu baru!
Comments
Post a Comment