Lanjutan "Tataplah anak anak kita" こどもへのまなざし Masami Sasaki (8)

Setelah masa-masa SD, anak-anak memasuki masa remaja, masa pencarian jati diri atau identity. Kalau masa anak anak mereka sangat subjektif; melihat diri mereka sendiri tanpa memperhatikan orang lain atau sekitar, maka masa remaja mereka mulai melihat diri mereka secara objektif; menempatkan diri dalam lingkungan. Ketika mereka anak-anak dan ditanya ingin menjadi apa, dengan cepat mereka menjawab, astronot, atlet olimpiade, artis, chef terkenal dan lain lain tanpa "menghitung" seberapa besar kans yang mereka miliki untuk mewujudkannya. Sedangkan setelah remaja, mereka mulai melihat sekeliling dan "menghitung" sejauh mana usaha mereka dan dukungan sekitar dalam mewujudkan keinginan dan cita-cita mereka.

Banyak kebiasaan baru yang menjadi ciri khas remaja. Pertama, senang bercermin. Ini menunjukkan "kepedulian" mereka tentang seperti apakah penampilan luar mereka di mata orang lain. Kedua, senang berkumpul dan menghabiskan waktu dengan teman, termasuk berlama-lama berbicara di telepon atau media sosial. Kalau cermin membatu mereka melihat penampilan luar, maka reaksi teman dan lingkungan menunjukkan refleksi kepribadian mereka. Remaja berlama-lama berkumpul dengan teman adalah untuk berulangkali memastikan ucapan mereka, pendapat mereka, dan kepribadian mereka diterima oleh teman-teman dan lingkungan mereka.

Berbeda dengan teman bermain semasa SD yang mementingkan kuantitas ketimbang kualitas, maka masa remaja justru mementingkan kualitas. Dan dorongan untuk diterima lingkungan sangat besar, sehingga seringkali mereka "terjerumus" masuk ke lingkungan yang menurut orang dewasa salah atau kurang baik. Mau bagaimana lagi, karena lingkungan itulah yang menerima mereka maka mereka akan bertahan dalam lingkungan tersebut sampai mereka sadar dan siap beranjak.

Nah, supaya saat remaja mereka dapat "memilih" teman dengan baik maka mereka harus diberikan "latihan" sesering mungkin dengan membiarkan mereka bergaul luas dengan berbagai kalangan saat mereka masih di usia SD. Perkembangan kepribadian anak-anak terjadi bertahap sama seperti perkembangan fisik mereka sejak bayi. Mulai bisa menegakkan leher, tengkurap, duduk, merangkak dan berdiri, begitu pula perkembangan psikologisnya. Melompati suatu tahap atau tidak cukup melalui tahap tertentu dengan baik akan membawa dampat tertentu di masa yang akan datang dan memerlukan koreksi/perbaikan. Suatu masa yang sering disebut あかちゃんがえり akachan gaeri atau menjadi bayi kembali. Memang tidak seperti bayi dalam arti literal, tapi secara psikologis mereka kemabali seperti bayi, misalnya selalu memerlukan kehadiran fisik ibu, mencari ketenangan bathin dengan mengendalikan orang lain (seperti bayi yang apapun permintaannya harus dituruti ibunya) dan lain-lain.

Untuk melalu masa remaja ini, orangtua hanya perlu melindungi anak-anak tanpa terlalu mencampuri. Jangan berharap anak-anak selalu berhasil baik dalam pelajaran atau pergaulan, justru melalu berbagai kegagalan dan ketidakcocokan mereka mulai mengenal diri mereka sendiri. Dan justru tugas penting orangtua adalah mendampingi anak-anak saat mereka kesulitan, berapapun usia mereka.

Comments

Tulisan Terpopuler

Flowers for Algernon by Daniel Keyes, Charlie si Jenius Dungu oleh Daniel Keyes

Antara Angelina Jolie dan Marie Kondo

Selesai sudah tugas membesarkan anak! 子育てはもう卒業します oleh Miu Kakiya