Lanjutan Tataplah anak-anak kita こどもへのまなざし, Masami Sasaki (selesai)

Sedangkan pesan kepada orangtua, penulis memulainya dengan bertanya, "sebenarnya pengasuhan anak itu kewajiban siapa?". Penulis menepis anggapan bahwa fenomena banyaknya ibu yang bekerja di luar rumah berdampak pada less parenting atau kurangnya pengasuhan. Toh sejak jaman dulu para ibu sudah bekerja di luar rumah, di ladang atau di pasar dll. Berada di rumah 24 jam pun tidak menjamin meningkatnya kualitas pengasuhan.

Membebankan pengasuhan seluruhnya kepada ibu juga tidak tepat. Pengasuhan memang memerlukan sifat "keibuan", yang bisa berbeda tingkatan-nya pada setiap ibu, dan bukan berarti hanya dimiliki oleh seorang ibu. Pengasuhan menjadi kewajiban bersama orangtua, tepatnya keluarga. Kehadiran ibu secara fisik memang penting tapi tentu sebagian perannya bisa digantikan oleh ayah, atau siapa saja yang dianggap capable/mampu. Bahkan peran ayah ini menjadi sangat penting jika ibu (karena satu dan lain hal) tidak dapat memberikan pengasuhan dengan baik.

Hanya saja, masa kehamilan, persalinan dan menyusui mutlak tidak dapat digantikan oleh siapa pun. Oleh karena itu, sangat penting bagi suami, atau keluarga untuk memberikan dukungan sehingga ibu dapat melewati masa ini dengan sebaik-baiknya. Mengapa? karena keberhasilan ibu melewati masa ini menentukan kondisi dan kemampuan ibu dalam mengasuh bayi/anak-anak nanti.
Lalu apa hal terpenting untuk dilakukan dalam masa pengasuhan (terutama 0-6 tahun)?
Penuhilah seluruh kebutuhan dan permintaan anak.

Maksudnya bila bayi menangis karena haus, segera disusui. Begitu pula jika popoknya basah, kedinginan atau kepanasan, atau hanya sekedar ingin digendong. Jika sudah balita, tetaplah turuti permintaan anak untuk dipangku, dipeluk, diayun atau bermain bersama. Bahkan hal-hal yang sebenarnya sudah biasa mereka lakukan sendiri, jika mereka memintanya maka penuhilah. Dan jangan pernah sekalipun menolaknya dengan alasan "capek" atau "kan sudah bisa sendiri"! Pada usia TK jika anak tiba-tiba bermanja, ingin disuapi atau ingin dimandikan, biasanya karena mereka melalui hari yang berat di sekolah, dimarahi ibu guru atau bertengkar dengan teman, atau hanya sekedar merasa lelah/kesepian.

Memenuhi permintaan anak tidak sama dengan memanjakan. Biasanya setelah beberapa saat dipeluk atau digendong, mereka merasa puas dan segera beranjak. Jangan menggantikan kebutuhan mereka akan pelukan dengan barang-barang. Pelukan menghilangkan kehausan akan kasih sayang, tetapi mainan atau barang-barang hanya mengalihkan perhatian, rasa haus itu akan terus ada, semakin bertumpuk bahkan terus ber-eskalasi sehingga orangtua tidak akan dapat memenuhinya lagi.
Tapi penulis kemudian menekankan, adalah mustahil memenuhi seluruh permintaan anak. Mungkin ada orangtua yang berhasil memenuhi sebagian besarnya, tapi kebanyakan memberi sangat sangat kurang dari yang dibutuhkan. Yang perlu diingat adalah, teruslah berusaha. Usaha kita para orangtua akan terasa oleh anak-anak kita dan sesedikit apapun yang kita lakukan, jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh, maka akan sampai dan dirasakan oleh anak-anak kita.

Hambatan terbesar bagi orangtua untuk memenuhi permintaan anak akan perhatian dan kasih sayang adalah rasa lelah dan penat. Bukankan orangtua juga harus banting tulang memenuhi kebutuhan sandang pangan dan lain-lainnya untuk kesejahteraan anak itu sendiri? Penulis mengatakan, standar hidup adalah pilihan orangtua dan tidak ada hubungannya dengan kebutuhan anak akan kasih sayang. Seorang anak yang lahir di istana maupun di rumah reyot, sama-sama membutuhkan kasih sayang dan perhatian.

Kesulitan lainnya adalah orangtua sendiri yang lebih sibuk memenuhi kebutuhan/keinginan bahkan ambisinya sendiri. Ini diakibatkan oleh semakin sejahteranya manusia di masa sekarang. Di masa lalu, semua orang kesulitan dan kekurangan, sehingga dengan sendirinya setiap orang merasa harus melakukan sesuatu, demi keluarganya, demi desanya, demi negaranya. Pendeknya demi orang lain, sehingga kepentingan dirinya sendiri menjadi urutan terakhir. Tapi bukankah kebahagiaan sejati atas pencapaian itu adalah jika kita bisa membahagiakan orang lain? hal ini tidak akan berubah sampai kapanpun, hanya saja menjadi semakin sulit untuk dilakukan karena manusia kini lebih sibuk menyenangkan dirinya, sebelum tergerak untuk menyenangkan orang lain.

Sebagai orang tua, ada dua kebahagiaan yang dapat diraih. Pertama, bahagia karena dapan mendidik anak sehingga kelak menjadi orang dewasa yang dapat diharapkan (bukankah anak juga adalah investasi?). Kedua, kebahagiaan karena berhasil menjadikan anak-anak sukses dan bahagia kelak ketika dewasa. Untuk meraih kedua kebahagiaan ini orangtua melakukan A sampai Z bagi anak-anaknya, supaya kelak mereka sukses dan bahagia. Tapi orangtua melupakan hal yang terpenting; BAHAGIAKANLAH ANAK ANDA SEKARANG!

Nikmatilah hari-hari dengan bayi dan balita anda, penuhilah kehausannya akan perhatian, kasih sayang dan cinta sekarang juga, hari ini juga. Karena rasa haus yang tidak terpenuhi itu akan terus terbawa hingga kelak mereka dewasa, bahkan tidak mungkin kelak rasa haus itu tidak akan terhapus oleh pelukan kita saat kita sudah renta!

Comments

Tulisan Terpopuler

Antara Angelina Jolie dan Marie Kondo

Selesai sudah tugas membesarkan anak! 子育てはもう卒業します oleh Miu Kakiya

Submission oleh Michel Houellebecq