生活の自立 Handbook
Buku ini terbitan tahun 2009, isinya mengenai bagaimana melatih anak supaya mampu mengerjakan sendiri hal2 pokok sehari2; BAK/BAB di toilet, Makan dan minum, Tidur, Ganti Pakaian dan Menjaga Kebersihan.
Sebenarnya buku ini ditulis untuk 保育者 atau petugas penitipan anak di Jepang. Untuk masing2 kemandirian tersebut diatas diuraikan dalam bab tersendiri. Uraian setiap bab meliputi tahapan perkembangan anak dihubungkan dengan perkembangan kemandiriannya, misalnya untuk kemandirian BAB/BAK dijelaskan apa2 saja yang sudah bisa dilakukan ketika anak berusia 0-1 tahun, sekitar 2 tahun, 3 tahun dan 4-5 tahun. Kemudian tips2 mengenai alat2 peraga dan kegiatan bermain yang disesuaikan umur dan jenis kemandirian yang sedang dilatih, tips2 mengenai alat2 yang digunakan (misalnya sendok yang mudah digunakan oleh anak supaya bisa makan sendiri), cara memberi contoh dan cara menjelaskan yang baik sesuai dengan kemampuan pemahaman anak (sukaa banget ilustrasi cara mengajarkan memegang mangkuk dan sumpitnya!).
Lalu dibahas juga contoh2 kesulitan2 yang ada berdasarkan kejadian sehari2 di penitipan anak plus saran penyelesaiannya. Di akhir setiap bab disajikan data perbandingan tingkat kemandirian anak2 Jepang antara tahun 1936 dan tahun 2003. Saya sampe heran...kok bisa ya punya data se-njelimet ini.
Di bagian lampiran buku ada ringkasan tiap bab (termasuk ilustrasi yang penting2), foto2 dan data2 penitipan anak, juga foto2 alat peraga dan mainan buatan tangan untuk melatih motorik halus anak (tentu saja disesuaikan dengan umurnya).
Membaca buku ini beberapa kali saya sampe menitikkan air mata (lho???)...kepikiran aja gitu hebat banget upaya dan ide2 para petugas daycare ini untuk melatih anak2 menjadi mandiri...profesional bener! ya pasti profesional lah orang itu pekerjaannya. Memang untuk menjadi petugas daycare di Jepang harus melewati ujian khusus, sedikit banyak pasti paham psikologi anak dong ya, belum lagi pengalaman menangani sebegitu banyak anak dalam karirnya, udah gitu dalam melatih kemandirian pun mereka bener2 fokus (gak dimultitasking dengan ngeblog/update status facebook dll kayak saya). Hal2 inilah yang membuat saya menitikkan air mata...kalo saya ikutan tes petugas daycare sudah pasti gak lulus. Saya siy boro2 bisa punya ide membuat sendiri alat2 peraga yang efektif, bikin origami yang udah ada petunjuknya aja gak bisa2. Saya juga tidak punya pengalaman merawat bayi/anak, jadi saya mengurusi anak, terutama anak pertama dulu, kesannya trial and error aja. Sedihnya saya...dan sungguh kasihan sekali dirimu, anakku sayang.
Selain menitikkan air mata, saya juga jadi sirik sama ibu2 yang anak2nya di daycare....dapet bantuan tenaga profesional minimal untuk melatih kemandirian anak...dari mulai bisa BAK/BAB sendiri di toilet, sampe bisa membantu cuci piring bahkan melipat pakaian! Di akhir hari, tinggal memikirkan target2 pendidikan anak yang belom tercakup dalam pelatihan di daycare. Wahhh...asli saya bener2 iri deh.
Tapi itu perasaan2 yang nyeleneh kali ya. Perasaan yang sebenernya adalah, kesadaran bahwa saat ini Raika cuma punya saya (dan ayahnya dong hi3), jadi saya harus pinter2 bikin prioritas...mana hal2 yang bisa saya lakukan sekarang sambil sibuk lirik kanan kiri...kira2 tangan2 siapa saja yang bisa saya pinjam untuk membantu saya. Suami saya juga sempat menghibur, gak mungkin lah si Kakak masih pake popok pas udah SMA kecuali kalo lagi menstruasi...cepat atau lambat pasti bisa menguasai kemandirian2 itu...lagian gak ada aturan usia sekian HARUS bisa apa...yang penting kalo menunjukkan minat atau keinginan untuk melakukan sesuatu harus kita bimbing dan kita bantu sebisa mungkin. Ujung2nya suami juga menambahkan...semua yang ditulis itu hanya saran...belum tentu kita butuh semuanya dan belum tentu cocok untuk semua situasi. Iya deeeeh.....
Comments
Post a Comment